You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Sesandan
Desa Sesandan

Kec. Tabanan, Kab. TABANAN, Provinsi Bali

Selamat Datang di Desa Sesandan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali.

Sejarah Desa

Administrator 14 Februari 2022 Dibaca 14 Kali

kecil_1711348843_cropped-cropped-logo-desa-sesandan-300x300  

ASAL DESA SESANDAN

Dalam penyusunan sejarah desa ini kami hanya menggunakan keterangan-keterangan dan cerita dari sesepuh desa yang ada. Sebab orang tua pada jaman dahulu menyampaikan sejarah pada generasi penerusnya secara lisan melalui bentuk cerita yang diteruskan dari generasi ke generasi. Maka dari itu orang tua selalu mengajarkan “Belajar Dari Sejarah”. Ungkapan tersebut mengandung arti bahwa “Sejarah merupakan sumber atau bahan belajar”. Sejarah merupakan inspirasi yang memberikan petunjuk kepada generasi penerusnya untuk dapat meniru tokoh-tokoh terdahulu.

Dari pernyataan tersebut di atas terkesan bahwa masyarakat Desa Sesandan adalah masyarakat sejarah, masyarakat tradisi dan pemeluk Agama Hindu dengan kegiatan rangkaian upacara. Mulai dan mengakhiri segala pelajaran selalu melalui tahapan upacara.

Nama Sesandan adalah nama istri dari I Gusti Dauh yaitu I Gusti Sesandan adalah seseorang kesatriya dari Puri Tabanan yang tinggal di Jero Subamia. Pemberian nama Sesandan tersebut dimaksudkan agar orang-orang Sesandan memiliki jiwa yang kesatriya, kepeloporan keteladanan dan rasa kepahlawanan, berani atas dasar kebenaran. I Gusti Dauh dan I Gusti Sesandan bersama pengikutnya membangun tempat tinggal dengan merabas hutan dan membuka lahan persawahan untuk kesejahteraan keluarga dan pengikutnya. Dari nama I Gusti Sesandan beserta keluarga dan pengikutnya ini diabadikan untuk nama desa.

Mengenai asal usul nama desa akan sulit dipastikan. Hal ini disebabkan kurangnya atau tidak diketemukannya keterangan-keterangan secara tertulis tentang hal tersebut. Demikian juga Desa Sesandan tidak bisa terlepas dari asal usul Desa Wanasari karena Desa Sesandan adalah desa hasil pemekaran dari desa induk Desa Wanasari. Oleh karena sumber utama yang dipergunakan untuk menuliskan asal usul nama Desa Sesandan adalah informasi dari sesepuh dan masyarakat sendiri dari cerita-cerita yang berkembang dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi.

Sejak tahun Isaka 1254 berdirilah kerajaan Tabanan yang terletak di Desa Buahan dan seiring dengan perubahan waktu serta lama kelamaan akhirnya pusat kerajaan Tabanan pindah berpusat di Tabanan. Perpindahan pusat kerajaan ini diperkirakan terjadi pada tahun Isaka 1625. Ida Cokorda Tabanan sebagai raja Tabanan mempunyai musuh I Gusti Ubung yaitu raja jagat Penebel. Karena Raja Tabanan selalu was-was akan serangan dari Raja Penebel maka Raja Tabanan memerintahkan seorang kesatria Puri Tabanan yang tinggal di Jero Subamia yang bernama I Gusti Dauh bersama dengan istrinya Ni Gusti Ayu Sandan dengan diiringi oleh para prajuritnya untuk menjaga batas utara dari wilayah kerajaan Tabanan. Kemudian I Gusti Dauh beserta istrinya Ni Gusti Sandan dengan diiringi prajuritnya berjalan ke utara yang kemudian tinggal di Kebon.

Setelah beberapa lama tinggal di kebon diceritakan telah terjadi peperangan antara I Gusti Dauh beserta istrinya dengan Raja Ubung Penebel dan peperangan dimenangkan oleh I Gusti Dauh bersama prajuritnya dan akhirnya Raja Ubung Penebel takluk kepada Raja Tabanan. Setealah peperangan selesai I Gusti Dauh bersama istri beserta prajuritnya tinggal kembali di Kebon dengan meratsa hutan untuk membuat tempat tinggal serta membuka lahan persawahan yang diberi nama Mardika (sekarang tempek Subak Mardika). Setelah lama tinggal di Kebon akhirnya muncul hama semut dan tikus yang menyebabkan hasil sawah dan tempat tinggal menjadi rusak. Hingga akhirnya beliau bersama istri beserta prajuritnya pindah ke utara menuju tempat yang sekarang disebut Br. Sandan Dauh Yeh. Beliau dan istri beserta pengikutnya merabas hutan kembali untuk membuat gubuk-gubuk tempat tinggal dan membuka sawah. Sawah baru sebagai lahan pertanian. Lama kelamaan tempat ini menjadi perkampungan yang mereka sebut Desa Adat Sesandan.

Dalam waktu yang tidak begitu lama datanglah penduduk dari berbagai golongan yaitu dari golongan Brahmana, Waisya dan Sudra. Dari golongan Brahmana ada yang berasal dari Sanur, Munggu, Kamasan Klungkung, Gianyar, Bangli dan Karangasem. Sehingga penduduk Desa Adat Sesandan semakin lama semakin banyak dan terus berkembang. Kemudian membangun Khayangan Dalem, Puseh dan Pura Desa Adat Sesandan. Sebelumnya juga datang serombongan dari timur laut menuju Sesandan. Rombongan ini dipimpin oleh “Mekel Sekar” dengan membawa senjata utama berupa tulup. Mekel Sekar datang dari daerah “Sekar Mukti” Luwus Baturiti diikuti pengiringnya dari keluarga Pudak Bendesa. Mereka mengambil tempat di timur laut Desa Adat Sesandan bernama Munduk Gelagas. Lama kelamaan setelah mereka berhasil menata perumahan dari membuka lahan pertanian akhirnya terbentuklah seperti sekarang Banjar Sekartaji. Demikian juga perkembangan penduduk di Sandan Dauh Yeh begitu pesat ditambah dengan datangnya rombongan-rombongan pendatang akhirnya terus berkembang ke utara dan ke timur yang menjadi banjar-banjar yaitu Banjar Sandan Dauh Yeh Baleran, Sandan Lebah, Sandan Dangin Yeh, Sandan Tegeh dan Sandan Pondok.

Sebagaimana di depan telah disebutkan bahwa keberadaan sejarah Desa Sesandan tidak bisa dilepaskan dari sejarah Desa Wanasari karena sebelum pemekaran Desa Sesandan merupakan bagian dari Desa Wanasari dan seiring dengan perkembangan jaman kondisi geografi dan perkembangan penduduk akhirnya Desa Sesandan bukan menjadi Desa Wanasari dan nama Desa Adat Sesandan dipakai sebagai “nama desa”. Berdasarkan kesepakatan para tokoh masyarakat yang ada di Desa Sesandan diambil dari nama Desa Adat yang ada di Desa Sesandan yaitu “ Desa Adat Sesandan “. Dengan keputusan Bupati Tabanan Nomor. 11 Tahun 2006. Desa Sesandan diputuskan sebagai desa persiapan yang meliputi 7 banjar dinas yaitu Banjar Sandan Pondok, Banjar Sandan Tegeh, Banjar Sandan Dangin Yeh, Banjar Sandan Dauh Yeh Baleran, Banjar Sandan Dauh Yeh, Banjar Sekartaji, Banjar Sandan Lebah serta 3 Desa Adat yaitu Desa Adat Sesandan, Desa Adat Sandan Pondok dan Desa Adat Sekartaji. Dan dengan keputusan Bupati Tabanan Nomor. 85 Tahun 2007 Desa Sesandan ditetapkan menjadi Desa Difinitif.